HARIAN24.COM - Lonjakan gula darah biasanya terjadi dalam waktu satu atau dua jam setelah makan.
Kondisi ini bisa menyebabkan Anda mengalami kenaikan dan penurunan kadar gula darah yang cepat dan tajam.
Saat gula darah naik, Anda bisa merasakan gejala seperti lesu, rasa haus meningkat, dan penglihatan kabur.
Penurunan gula darah yang tajam bisa menyebabkan Anda mengalami gejala, seperti kecemasan, kebingungan, dan pusing.
Dikutip dari Kompas.com, berikut beberapa cara yang bisa membantu Anda untuk mencegah lonjakan gula darah:
Membatasi konsumsi karbohidrat
Asupan karbohidrat merupakan penyebab lonjakan gula darah. Ketika Anda makan karbohidrat, pencernaan akan memecahnya menjadi gula sederhana (glukosa).
Glukosa itu kemudian masuk ke dalam aliran darah yang meningkatkan kadar gula darah Anda.
Saat itu, pankreas melepaskan hormon yang disebut insulin, yang mendorong sel-sel tubuh untuk menyerap gula dari darah.
Hal itu yang akan menurunkan kadar gula darah. Banyak penelitian menunjukkan bahwa makan lebih sedikit karbohidrat dapat membantu menjaga kadar gula darah setelah makan lebih stabil.
Mengurangi karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan seperti gula pasir, nasi putih, roti putih, permen, aneka kue, dan soda.
Karbohidrat olahan cenderung rendah nutrisi karena proses pengolahannya bisa menghilangkan banyak serat, vitamin, dan mineral.
Itu membuat karbohidrat olahan sangat mudah dan cepat dicerna tubuh serta menyebabkan kenaikan gula darah.
Mengurangi asupan gula
Tubuh membutuhkan gula, tetapi tidak dengan gula tambahan, seperti sukrosa dan sirup jagung fruktosa tinggi.
Gula tambahan pada dasarnya hanyalah kalori kosong, yang artinya akan menambahkan asupan kalori tanpa memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Sayangnya, gula tambahan bisa ditemukan dalam banyak makanan dan minuman, terutama produk olahan, kemasan, dan cepat saji.
Untuk mengurangi asupan gula tambahan dan mencegah lonjakan gula darah, Anda bisa melakukannya dengan cek label nutrisi pada makanan dan minuman.
Mencapai dan mempertahankan berat badan
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat mempersulit tubuh untuk menggunakan insulin dan mengendalikan kadar gula darah.
Hal ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 serta komplikasinya.
Oleh karena itu, Anda perlu mengontrol berat badan secara konsisten untuk mencegah terjadinya lonjakan gula darah.
Rutin olahraga
Olahraga adalah satu cara efektif untuk membantu mengendalikan dan mencegah lonjakan gula darah.
Sebab, aktivitas fisik mampu meningkatkan sensitivitas sel terhadap hormon insulin yang bekerja untuk mengontrol kadar gula darah.
Olahraga secara rutin juga memiliki manfaat tambahan yaitu membantu menurunkan berat badan, yang pada gilirannya bisa membantu mengelola kadar gula darah.
Makan lebih banyak serat
Serat adalah nutrisi penting yang harus Anda peroleh untuk mencegah terjadinya lonjakan gula darah setelah makan.
Serat, khususnya serat larut, adalah zat yang seperti gel ketika larut dalam air.
Zat ini membantu memperlambat penyerapan karbohidrat dalam usus. Hal itu menyebabkan kadar gula darah naik turun secara bertahap, juga membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
Minum lebih banyak air
Tidak minum cukup air dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Tubuh yang dehidrasi mudah membuat kadar gula darah naik.
Disarankan untuk minum air putih daripada jus atau soda, karena kandungan gulanya dapat mendorong peningkatkan kadar gula darah.
Air putih adalah minuman tanpa menambah asupan kalori dan gula dalam tubuh.
Mengonsumsi cuka sari apel
Cuka sari apel dipercaya dapat memberikan manfaat kesehatan, termasuk membantu menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, dan mengontrol kadar gula darah.
Menurut beberapa penelitian, mengonsumsi cuka sari apel dapat meningkatkan respons insulin dan menurunkan gula darah secara bertahap.
Mengonsumsi rempah-rempah Mengonsumsi rempah-rempah baik dalam bentuk campuran makanan atau minuman juga bisa membantu Anda untuk mencegah lonjakan gula darah.
Beberapa bahan herbal telah dikenal dapat membantu tubuh mengontrol kadar gula darah. Misalnya, kayu manis, jahe, biji ketumbar, dan fenugreek. (*)