Jonatan Christie Mundur dari Pelatnas, Saatnya Pemain Muda Tambah Jam Terbang

Olahraga21 Dilihat

HARIAN24.COM - Para pemain pelapis timnas bulutangkis Indonesia dapat menambah jam terbang usai Jonatan Christie mundur dari Pelatnas.

"Para pemain muda punya kesempatan bertanding lebih banyak. Sebenarnya yang perlu diperbanyak adalah jam terbang,” ujar pengamat bulu tangkis, Daryadi dikutip dari Kompas.com, Jumat (16/5/2025).

Banyak sekali pemain muda di Pelatnas yang diparkir dan tak punya banyak kesempatan bertanding.

Daryadi mencontohkan perbedaan wakil India dan Indonesia di Taipei Open 2025 pekan lalu.

Ada sembilan tunggal putra India yang bertanding, sedangkan Indonesia hanya mengirimkan pemain 17 tahun, Mohammad Zaki Ubaidillah.

"India, Taiwan, dan Thailand itu negara yang berani banget memberangkatkan pemain muda," ujar Daryadi.

"Pemain usia 18 tahun, seusia Ubed (panggilan Mohammad Zaki Ubaidillah) paling tidak turnamen yang diikuti tidak kurang dari 15 kompetisi," imbuhnya.

Oleh karena itu, Daryadi berharap PBSI semakin gencar mengirimkan para pemain muda ke turnamen internasional agar bisa mendongkrak peringkat mereka.

Jika ranking BWF mereka sudah membaik, tak mustahil para pelapis itu segera menjadi tambahan amunisi bagi bulu tangkis Indonesia.

"Dengan kondisi kayak begini, mudah-mudahan pemain muda dapat kesempatan untuk lebih sering bertanding," kata Daryadi.

"Kalau cuma 5-6 turnamen, mustahil bisa tembus 50 besar dunia karena jam terbang mereka harus banyak dan prosesnya bukan setahun atau dua tahun," katanya.

Dengan mundurnya Jonatan dari Pelatnas, otomatis lampu sorot kini mengarah ke dua pemain muda yang sedang bersinar yaitu Alwi Farhan dan Mohammad Zaki Ubaidillah.

Alwi merupakan juara dunia junior 2023, sedangkan Ubed sukses menjadi juara Singapore International Challenge 2025.

Catatan luar biasa juga ditorehkan keduanya saat menemani Jonatan Christie memperkuat tunggal putra Indonesia di Sudirman Cup 2025.

Meski Indonesia tak meraih medali emas, ketiga tunggal putra itu tak pernah merasakan kekalahan sepanjang turnamen. (*)