Konvensi Wilayah BKTI-PII Riau: Bangkitkan Peran Insinyur Dukung Pertumbuhan Industri

Riau48 Dilihat

HARIAN24.COM , PEKANBARU – Badan Kejuruan Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI-PII) menyelenggarakan Seminar Nasional Teknik Industri 2025 dan Konvensi Wilayah BKTI-PII Riau di Universitas Muhammadiyah Riau, Pekanbaru, Rabu (21/5/2025).

Acara ini mengusung tema strategis: “Peningkatan Kapasitas SDM untuk Akselerasi Industri Hijau Nasional.”

Momentum ini merupakan bagian dari Konvensi Wilayah BKTI-PII dan menjadi tonggak sejarah sebagai Konvensi Wilayah Badan Kejuruan yang pertama kali diadakan di Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Acara dibuka oleh Ketua Umum PII, Ir Ilham Akbar Habibie, Rektor Universitas Muhammadiyah Riau Dr H Saidul Amin MA, Ketua Badan Kejuruan Teknik Industri PII Ir Wiza Hidayat, Ketua PII Wilayah Riau Ir Ulul Azmi, dan disaksikan pengurus dan anggota BKTI PII yang hadir.

Konvensi Wilayah secara resmi menetapkan Ir Widya Laila ST MT IPM ASEAN Eng sebagai Ketua BKTI-PII Wilayah Riau Periode 2025–2028, dan menjadi pelopor bagi pelaksanaan Konvensi Wilayah selanjutnya di seluruh Indonesia.

Dalam sambutannya, Ilham Habibie berpesan bahwa PII sangat mendukung upaya pemerintah dalam membangun industri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.

Ia mengatakan, Indonesia menghadapi tuntutan besar dalam agenda re-industrialisasi yakni sebuah proses membangkitkan kembali kekuatan insinyur industri nasional sebagai tulang punggung pertumbuhan industri.

"Dulu tahun 1990-an, industri kita memberikan kontribusi pada PDB nasional sebanyak hampir 30%, dibandingkan saat ini hanya dibawah 20%. Marilah kita bersama-sama membangun industri kita agar tumbuh dengan baik dan memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat,” papar Ilham Habibie.

Menuju Indonesia Emas 2045, industri yang kuat menjadi syarat utama untuk mencapai visi besar tersebut. BK Teknik Industri PII berkomitmen untuk mendorong sinergi dan kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan guna menciptakan ekosistem industri yang berdaya saing global.

Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, insinyur teknik industri Indonesia dapat membawa perubahan signifikan bagi kemajuan bangsa.

"Tidak ada negara maju yang hanya mengandalkan sumber daya alam mentah. Negara maju selalu didorong oleh industri yang kuat dan disinilah peran para insinyur," sebutnya.

"Momentum Konvensi Wilayah yang pertama ini akan menjadi wadah untuk memperkuat jejaring insinyur Teknik Industri dan meningkatkan peran aktif BKTI-PII dalam pengembangan profesi insinyur Teknik Industri di tingkat wilayah seluruh Indonesia,” ungkap Wiza Hidayat.

Persatuan Insinyur Indonesia sebagai rumah para insinyur di Indonesia terus mendorong terciptanya nilai tambah melalui kolaborasi dunia industri dan akademisi.

"Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada BKTI-PII, karena memilih Riau sebagai provinsi pelopor Konvensi Wilayah Badan Kejuruan yang pertama dan mengajak seluruh insinyur dan calon insinyur untuk bergabung didalam PII sebagai rumah bersama para insinyur di Indonesia,” ujar Ulul Azmi.

Sebagai langkah konkrit dari akselerasi Industri Hijau, momentum ini dilanjutkan dengan rangkaian penanaman 1.000 bibit pohon sebagai aksi nyata BKTI-PII terhadap keberlanjutan lingkungan.

Inisiatif ini menegaskan bahwa pengembangan industri hijau tidak hanya berbasis teknologi dan kebijakan, tetapi juga tumbuh dari kesadaran kolektif dan aksi nyata untuk menjaga kelestarian alam bagi masa depan.

"Kami berkomitmen menghilangkan jejak karbon dari seluruh kegiatan BKTI-PII dan menjadi pionir keinsinyuran dalam wujudnya nyata langkah berkelanjutan untuk masa depan”, ujar Moh Shadiq Helmy, insinyur teknik industri dan Sustainability Expert yang didapuk menjadi narasumber mewakili Greeneration Foundation.

BKTI PII juga melaksanakan Seminar Nasional dengan mengundang berbagai narasumber ahli bidang Industri Hijau. Yakni Dr Ir Indra Hasan MT (Universitas Muhammadiyah Riau), Ronny Bowo Leksono (Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Riau, Armadi (PT Indah Kiat Pulp & Paper Perawang), Shadiq Helmy (Greeneration Foundation), Sri Darma Krida (Ketua Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia) dan Tigor Sardison Ompusunggu (PT Riau Andalan Pulp and Paper). (Rls)