HARIAN24.COM - Kegagalan Manchester United meriah gelar juara Liga Europa berdampak pada nasib ratusan karyawan klub.
Bos besar Manchester United Sir Jim Ratcliffe dikabarkan mengambil langkah tak populis dengan memecat sebanyak 200 karyawan.
Melansir dari laporan Manchester Evening News, Jumat (23/5), pihak manajemen awalnya memiliki rencana finansial jika pasukan Ruben Amorim bisa menang Liga Europa.
"Sebelum final Liga Europa tengah pekan lalu, manajemen klub sebenarnya sudah memiliki rencana A dan rencana B terkait masalah finansial," tulis laporan media Inggris tersebut seperti dikutip Suara.com.
United telah berusaha untuk mengecilkan dampak finansial akibat krisis yang menimpa sepanjang musim ini ditambah dengan perfomance klub yang buruk.
Namun kondisi ini semakin parah pasca kekalahan United di Liga Europa. Uang tunai yang diprediksi akan didapat jika juara tak mampu diraih.
Sementara itu laporan dari Daily Mail menyebutkan bahwa manajeman klub terpaksa harus memecat 200 orang demi memangkas pengeluaran.
Keputusan ini tak lepas dari perjalanan musim depan Manchester United.
Red Devils tidak akan bermain di kompetisi musim depan. Praktis sejumlah sponsor dikabarkan melakukan pemotongan dana.
Selain itu, laporan keuangan klub sepanjang musim ini juga merosot tajam. Penurunan ini sebenarnya sudah terjadi di beberapa musim ke belakang.
Rumor yang beredar, PHK massal yang dilakukan manajemen United menyasar ke sejumlah divisi, staf hingga pekerja di Stadion Old Traford.
Pemilik Manchester United, Sir Jim Ratcliffe mengungkap fakta mengejutkan terkait kondisi keuangan klub. Menurut Sir Jim, United kehabisan uang.
Dalam wawancara dengan BBC Sport, Sir Jim menjelaskan Manchester United dalam periode perubahan besar-besaran.
Sir Jim tak mengelak bagaimana kondisi keuangan klub di kondisi tidak bagus.
"Kami sedang mengalami kesulitan keuangan. Manchester United akan kehabisan uang pada akhir tahun ini, setelah saya menginvestasikan 300 juta dollar AS," kata Sir Jim seperti dilansir dari BBC Sport.
Sir Jim Ratcliffe seperti dilansir dari The Guardian memutuskan untuk melakukan penghematan di sejumlah sektor pengeluaran.
Klub kaya raya seperti Manchester United terpaksa menutup kantin staff hingga menghapus jatah makan siang gratis. (*)